Apa itu trakeostomi? Simak penjelasannya berikut ini!
Proses operasi trakeostomi (Foto: Alodokter)

Beberapa hari yang lalu, masyarakat tanah air tengah berduka, terutama para penggemar film. Pasalnya, aktris legendaris, Nani Wijaya, menghembuskan nafas terakhirnya.

Pemeran ‘Emak’ dalam film Bajaj Bajuri itu sempat dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun, karena kondisi yang kian memburuk, mengharuskannya dipindahkan ke ruang ICU hingga ajal menjemputnya, pada Kamis (16/3/2023).

Kondisinya sempat membaik meski harus menjalani trakeostomi untuk membantu pernapasannya. Seakan tak diduga, takdir berkata lain.

Sebenarnya apa itu trakeostomi? Bagaimana prosedur penanganannya? Berikut penjelasannya!

Apa itu Trakeostomi

Melansir dari laman docdoc.com, Trakeostomi merupakan prosedur bedah yang dilakukan dengan membuat lubang di saluran udara atau trakea untuk memasukkan tabung yang dapat membantu pasien yang kesulitan bernapas dan mengalami penurunan kadar oksigen yang signifikan atau kegagalan sistem pernapasan.

Trakeostomi dijalankan melihat kondisi dari sang pasien, sebab penyakit yang mengakibatkannya mengalami gangguan pernapasan hingga gagal napas.

Hal ini seringkali disebabkan oleh terhambatnya jalur pernapasan, seperti penyempitan jalur napas, adanya benda asing, atau produksi lender yang berlebihan.

Selain untuk bernapas, metode pernapasan ini berfungsi sebagai alternatif sebagai saluran pembuangan lender yang berlebih dari paru-paru.

Trakea adalah sebuah tabung berongga yang panjang, menghubungkan faring dan laring ke paru-paru. Fungsi utamanya untuk mengalirkan udara dengan baik ketika seseorang menghirup dan menghembuskan napas.

Trakea sendiri memiliki empat lapisan yang berbeda fungsinya. Lapisan terdalam dinamakan Mukosa. Berfungsi sebagai penyaring benda-benda asing yang dapat mengakibatkan infeksi dan iritasi pada paru-paru.

Lalu, lapisan yang berada di atasnya disebut Submukosa, terdiri dari sel saraf dan pembuluh darah. Terbentuk dari Elastin dan Kolagen yang dapat menarik trakea.

Di sekitar Submukosa, terdapat Tulang Rawan Hialin, yang berfungsi untuk menopang dan menjaga cincin-cincing pembentuk trakea. Meski terbilang lentu, tulangini sangat kuat dan berguna mencegah kerusakan pada trakea akibat tekanan berlebih.

Bentuk trakea pada tubuh manusia (Foto: cck-law.com)

Lapisan teratas disebut Advnetitia, berfungsi sebagai pelekat trakea kepada jaringan di sekitarnya.

Melansir dari alodokter.com, prosedur ini juga bisa dilakukan pada pasien yang tidak mampu bernapas dengan normal. Beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan kesulitan bernapas di antaranya meliputi:

  • Gangguan saluran pernapasan kongenital atau bawaan lahir
  • Luka saluran pernapasan akibat menghirup bahan kimia
  • Cedera mulut atau leher yang parah
  • Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
  • Infeksi berat
  • Luka bakar atau operasi besar pada wajah
  • Apnea tidur
  • Syok anafilaktik
  • Kelumpuhan pita suara
  • Kanker atau tumor di sekitar leher
  • Luka di dinding dada
  • Gangguan fungsi diafragma
  • Koma
  • Prosedur Pelakasanaan

Trakeostomi, dalam pelaksanaanya dapat direncanakan terlebih dahulu atau sebagai tindakan darurat, memperimbangkan kondisi pasien. Ketika direncanakan, obat bius total disuntikan untuk membatasi aktivitas pasien selama operasi berlangsung.

Namun, apabila dalam keadaan tertentu (darurat) bius lokal biasa digunakan, kemudian tabung trakea dimasukkan sebagai penghubung alat bantu pernapasan.

Metode perecanaan trakeastomi Dilatasi Perkutan atau Percutaneous DIlation Tracheostomy (PDT) dilangsungkan di samping ranjang pasien di ruang ICU.

Sayatan besar akan digoreskan di tenggorkan, tepatnya di bawah letak jakun. Untuk menjangkau tulang rawan yang melindungi trakea. Setelah itu tabung dimasukkan melalui lubang ke saluran udara.

Pada penserita yang mengalami obesitas yang memiliki lapisan lemak tebal di sekitar leherr atau berusia di bawah 12 tahun tidak dilakukan bius total.

Metode PDT juga terkadang menggunakan sayatan kecil untuk membuat lubang tabung. Langkah ini dinilai dapat mengurangi resiko pasien terkena infeksi atau cedera saat opereasi. Dan juga mempersingkat waktu pemulihan pasca operasi.

Jenis tabung yang digunakan tergantung pada tujuan dari trakeostomi. Namun, desain sebuah tabung harus sama dengan tabung lainnya, siapapun produsennya.

Risiko Trakeostomi

Pelaksanaan metode kesehatan ini tentu menimbulkan efek samping bagi pasien. Terutama rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkannya. Seperti kesulitan berbicara dan menelan. Pasien yang menjalani metode ini, umumnya tidak dapat berbicara dengan normal seperti biasa.

Namun efek ini akan membaik setelah seminggu berjalan. Untuk jangka panjang pemakaian, dokter akan mengajarkan cara perawatan tabung secara mandiri di rumah.

Pada beberapa kasus tertentu, trakeostomi menimbulkan komplikasi. Terutama bagi bayi, perokok aktif, dan lansia. Berbagai komplikasi yang diderita di antaranya:

  • Infeksi kulit
  • Jaringan parut di trakea
  • Infeksi trakea
  • Radang paru-paru
  • Kegagalan fungsi paru
  • Tabung trakeostomi tersumbat atau copot sehingga menyebabkan sulit bernapas

Pasien juga berisiko mengalami kerusakan pada pita suara yang menyebabkan perubahan suara permanen. Namun, risiko ini sangat jarang ditemukan.

Nah, itu tadi adalah penjelasan seputar metode kesehatan trakeostomi. Sekedar mengingatkan kepada sobat Ngepop, apabila anda memiliki kerabat yang menggunakan tabung trakeostomi, khususnya yang permanen. jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu pasien juga diharap mampu control rutin ke dokter spesialis trakesotomi terdekat ya. Dan juga bagi kalian yang masih normal, dijaga kesehatannya. Semoga kita terhindar dari segala hal yang tidak diinginkan. (*)



Orang biasa yang sedang biasa-biasa saja

What's your reaction?

Comments

https://ngepop.id/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!