Keunikan rambut keriting memiliki manfaat yang luar biasa. Selain untuk melindungi kulit kepala, ternyata ini yang terbaik.
Keunikan jenis rambut keriting. (Foto: parapuan/google)

Sebagai makhluk heterogen, manusia berasal dari perlbagai suku. Bentukannya pun beragam, ada.yang memiliki mata biru, coklat, dan hitam (mayoritas).

Selain itu juga memiliki jenis kulit yang berbeda, tak terkecuali perihal rambut. Ada yang lurus, ikal, bergelombang dan keriting.

Sebagian besar orang merasa bahwa rambut lurus adalah yang terbaik. Sebab paling mudah diatur, terlebih rambutnya panjang dan terurai.

Namun tak banyak diketahui orang, bahwa rambut keriting adalah yang terbaik, untuk melindungi kulit kepala dari apapran sinar Ultraviolet (UV).

Rambut bertekstur unik ini ternyata memiliki sejarah panjang. Yang menjadi bagian dari sejarah evolusi manusia.

Melansir Kompas.com, jenis rambut keriting berevolusi pada kepala orang-orang di benua Afrika, sejak jutaan tahun lalu.

Evolusi ini terjadi pada spesies Homo Erectus. Diperkiralan berat otaknya pada saat itu berkisar 350 gram saja. Kemudian berevolusi menjadi sekitar 1350 gram pada spesies manusia modern atau biasa disebut Homo Sapiens.

Melansir dari National Geographic, pada 6 Juni 2023 lalu para ilmuwan berhasil meneliti rambut keriting, yang memberi proteksi terbaik kepala dari radiasi sinar matahari.

Penelitian ini terbit dalam rumah jurnal Proceedings of The National Academy of Sciences.

Profesor bidang Antropologi di Universitas Evan Pugh, Amerika Serikat, Nina Jablonski, menjelaskan kejadian evolusi oleh rambut manusia.

"Manusia berevolusi di Afrika. Di mana matahari berada di atas kepala hampir sepanjang hari, tahun demi tahun," kata Nina.

Lanjut Nina, bahwa di benua Afrika radiasi dan paparan sinar matahari memberikan pengaruh intens yang jauh lebih konstan-benua lain. Yang mana jika terlalu banyak menerima paparan sinar matahari dapat menghilangkan cairan dalam jumlah besar dalam tubuh.

Melansir dari National Geographic, fenomena ini dapat mengakibatkan serangan panas (heal stroke), berujung pada kematian seseorang.

Bersama dengan tim kepenelitiannya, Nina menwmukan bahwa rambut jenis keriting menjaga kestabilan manusia tetap dingin dan menghemat air. Hal ini dikarenakan rambut jenis ini meminimalisir kebutuhan berkeringat di bagian kepala khususnya, agar tetap dingin.

Selain itu, peneliti post doctoral bidang antropologi biologi, Pen sylvania State University, Tina Lasisi, menjelaskan betapa pentingnya rambut keriting falam perannya di masa evolusi manusia.

“Perkara paparan sinar matahari ini amat penting bagi nenek moyang hominin kita, terutama pada periode berlangsungnya pertumbuhan ukuran otak pada evolusi spesies manusia. Rambut kepala kemungkinan berkembang sebagai cara untuk mengurangi panas dari radiasi matahari, sehingga menjaga area kepala tetap sejuk tanpa perlu memproduksi banyak keringat," jelas Tina, mengutip National Geographic.

Sekitar dua juta tahun yang lalu, spesies Homo Erectus memiliki bentukan fisik yang sama dengan manusia modern. Bedanya terdapat di ukuran otaknya yang lebih kecil.

Kemudian satu juta tahun lalu, ukuran otak manusia berkembang jauh lebih besar, seperti saat ini.

Bersumber dari penelitian yang dilakukan Tina, rambut di kulit kepala menjadi komponen penting dalam mekanisme pasif tubuh, guna mungurangi penerimaan panas dari radiasi matahari.

Meskipun kemunculan awal dari rambut keriting dalam masa evolusi manusia sekitar dua juta tahun lalu, tidak menjadikan semua keturunan hominin (Homo Erectus) memiliki tipe rambut keritiing.

“Pada titik selanjutnya dalam evolusi manusia, tipe rambut keriting kemungkinan telah kehilangan keunggulan evolusionernya. Mungkin setelah manusia pada akhirnya memiliki ukuran otak yang lebih besar, kita juga telah memiliki semua adaptasi budaya yang bisa dilakukan untuk menghindari kepanasan. Misalnya dengan menemukan sumber air yang lebih baik atau cara lainnya,” kata Tina.

Singkatnya, tingkat efektivitas rambut keriting pada evolusi ukuran otak manusia hanya berlaku di masa lalu, dua juta tahun lalu.

Dewasa ini, manusia dengan rambut keriting sejak lahir sekalipun tidak akan mengalami pertumbuhan otak yang lebih besar. Apalagi jika rambut keritingnya dibentuk secara otodidak.

Uji Penelitian Jenis-Jenis Rambut

Masih bersumber jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, memberikan gambaran secara langsung melalui penelitian Tina beserta tim menggunakan wig berbeda pada Manekin Termal.

Manekin tersebut dipanaskan mencapai 35 derajat celsius. Setara dengan suhu normal manusia. Ditempatkan dalam sebuah ruangan yang sirkulasi udaranya dikontrol penuh. Sehingga memungkinkan para peneliti untuk mempelajari koneksi jumlah panas kulit yang dipengaruhi sinar matahari

Dalam penelitian ini, digunakan tiga jenis rambut, lurus bergelombang, dan keriting tebal. Dengan begitu, dapat diamati bagaimana perbedaan tekstur rambut mempengaruhi besaran panas yang diterima kulit kepala.

Para peneliti ini juga memperhatikan berapa banyak jumlah panas yang hilang oleh kecepatan angin buatan yang berbeda. Sebelum itu, rambut buatan ini dibasahi sebagai simulasi keringat.

Kemudian, para peneliti menerapkan model suhu panas yang sedang terjadi di benua Afrika, daerah khatulistiwa. Yang mana hominin diperkirakan berevolusi.

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa semua jenis rambut memberikat proteksi dari sinar UV. Akan tetapi jenis rambut keriting memiliki perlindungan terbaik. Meminimalisir kebutuhan berkeringat manusia.

“Rambut kulit kepala adalah kemungkinan mekanisme pasif yang menyelamatkan kita dari biaya fisiologis, keringat,” ujar Tina. 

Ia melanjutkan, bahwa keringat itu tidak gratis. Harga yang dibayar berupa kehilangan jumlah air dan elektrolit yang besar dari tubuh.

“Berkeringat tidaklah gratis. Anda kehilangan air dan elektrolit. Dan bagi nenek moyang hominin kita, itu mungkin penting.” pungkas Tina.

Melansir Tirto.id, di luar kebutuhan fisiologis, rambut juga memiliki peran dari segi estetika.

Menurut Mark Pagel, pakar biologi evolusi dari University of Reading, Inggris, menganalogikan rambut kepala manusia sebagai semacam ‘topi bawaan’.

Rambut kepala manusia kemungkinan berperan penting dalam seleksi seksual. Meski ilmuwan tidak mengetahui secara pasti bagaimana hominin awal menata rambut mereka.

Ini dikarenakan fosil rambut tidak pernah terjaga secara awet di bawah tanah. Namun peneliti bisa mempelajari masyarakat pribumi modern yang belum pernah berhubungan dengan dunia luar.

Hasilnya, manusia modern ternyata juga memiliki kebiasaan menata rambut mereka untuk memikat pasangan. Persis seperti yang kita lakukan di masa modern ini dengan aneka model potongan rambut, perawatan, dan teknik pewarnaan rambut terkini yang bisa meningkatkan poin dari segi estetika penampilan. (*)



Orang biasa yang sedang biasa-biasa saja

What's your reaction?

Comments

https://ngepop.id/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!