Dua anak muda Indonesia membuat platform belajar bahasa Inggris berbasis kecerdasan buatan atau AI.
Ilustrasi. Belajar bahasa Inggris menggunakan AI. (Foto: Starline/Freepik)

Dua anak muda Indonesia, Jason Sudirdjo dan Davyn Sudirdjo, telah menciptakan terobosan dalam dunia pendidikan dengan meluncurkan platform pembelajaran bahasa Inggris berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dikenal sebagai Jennie.

Melalui perusahaan rintisan (startup) MASA AI yang mereka dirikan, Jason dan Davyn berkomitmen untuk mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia, terutama biaya mahal yang dipatok oleh lembaga-lembaga bimbingan belajar (bimbel). Platform Jennie hadir sebagai solusi yang terjangkau bagi semua kalangan.

Dalam sebuah konferensi pers virtual yang diadakan di Jakarta, Kamis (22/6/2023), Jason menyatakan keprihatinannya terhadap situasi pendidikan di Indonesia. Menurutnya, masalah terbesar adalah tingginya biaya dan kurangnya keberagaman kualifikasi serta akreditasi guru dan tutor di Indonesia.

Jason berpendapat bahwa pendidikan masih belum merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Hal inilah yang mendorong mereka untuk menciptakan platform Jennie dengan harga yang lebih terjangkau.

Jennie terdiri dari berbagai produk, salah satunya adalah JennieTest yang siap diluncurkan. JennieTest adalah serangkaian pembelajaran untuk berlatih tes TOEFL, IELTS, UTBK-SBMPTN, dan bahasa Inggris secara umum.

Sebelum pengguna dapat mengakses seluruh paket dalam JennieTest, platform ini akan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pengguna dalam bahasa Inggris melalui tes diagnostik. Setelah itu, sistem AI akan memberikan materi pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Jason menjelaskan bahwa tes diagnostik JennieTest dapat menganalisis jawaban pengguna dengan cepat, mencatat waktu yang dibutuhkan untuk menjawab, seberapa sering pengguna mengganti jawaban, dan lain-lain. Dengan data ini, AI dalam platform Jennie dapat memprediksi kelemahan dan kekuatan pengguna serta memberikan perkiraan skor yang mungkin dicapai.

Materi pembelajaran dalam JennieTest difokuskan pada kemampuan membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara. Platform ini juga menyediakan chatbot yang dapat menjawab pertanyaan pengguna dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia dengan output audio.

JennieTest juga dapat melacak kemajuan belajar pengguna dan memberikan target pembelajaran sebelum pengguna mengikuti tes akhir. Tes diagnostik dari JennieTest akan tersedia untuk dicoba secara gratis mulai Jumat (23/6/2023), sementara paket pembelajaran lainnya akan dibuka mulai 30 Juni 2023. Pengguna dapat mengakses JennieTest melalui situs web www.joinmasa.ai.

Selain JennieTest, MASA AI juga memperkenalkan JennieSpeak, yang dirancang untuk membantu pengguna meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Melalui AI, JennieSpeak dapat mendeteksi pengucapan, intonasi, ritme, tempo, akurasi tata bahasa, dan kosa kata pengguna.

JennieTest dapat diakses dengan harga berlangganan sebesar Rp19.000 per dua minggu dan dapat digunakan tanpa batas. Sementara itu, JennieSpeak ditawarkan dengan harga Rp2.500 per praktek berbicara.

Davyn menekankan bahwa Jennie hadir bukan untuk menggantikan peran guru atau tutor, tetapi untuk membuat setiap sesi pembelajaran menjadi lebih efektif bagi para murid. Melalui MASA AI, guru dapat lebih memahami kekuatan dan kelemahan setiap murid sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah dan personal.

Jason adalah mahasiswa di Universitas California, Berkeley, sedangkan Davyn merupakan lulusan program magister Symbolic Systems di Universitas Stanford. Mereka berkolaborasi dengan Wilson Liang, lulusan program magister Computer Science di Universitas Stanford, untuk mendirikan MASA AI.

Startup ini berencana mengembangkan platform Jennie lebih lanjut pada kuartal ketiga tahun ini hingga tahun depan, termasuk mengembangkan chatbot yang lebih interaktif dalam bentuk avatar.

Tidak hanya menyediakan produk untuk pengguna individu, MASA AI juga menjalankan model bisnis B2B dan akan menjalin kemitraan dengan sekolah, platform edtech, dan perusahaan multinasional.

Meskipun MASA AI belum menerima pendanaan resmi dari investor setelah empat bulan memulai proyek ini, mereka berhasil menarik perhatian Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Indonesia, dan Daniel Surya Wirjatmo, Komisaris Utama PT WIR Asia Tbk (WIRG), yang akan menjadi dewan penasihat MASA AI. (*)

*Artikel ini bersumber dari Antara



What's your reaction?

Comments

https://ngepop.id/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!