Profil Prof Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers yang  meninggal dunia di Malaysia.

Kabar duka, Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra di Rumah Sakit Selangor Malaysia, Minggu (18/9/2022) sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Cendekiawan muslim itu mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 67 tahun. 

Sebelumnya Prof Azyumardi Azra mengalami gangguan kesehatan saat hendak mendarat di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (16/9/2022) sore.

Setelah mendarat, mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu dilarikan ke Rumah Sakit Selangor Malaysia. Prof Azra mendapatkan perawatan intensif.

KBRI Malaysia berencana memindahkan Prof Azra ke rumah sakit di Kuala Lumpur, tetapi menunggu persetujuan dari pihak rumah sakit yang akan menerima pasien.

Rencana pemindahan Prof Azyumardi Azra ke rumah sakit di Kuala Lumpur tidak dapat terlaksana karena kondisi yang belum stabil. Prof Azra telah meninggal dunia. 

Profil Prof Azyumardi Azra

Profil Prof Azyumardi Azra Prof Azyumardi Azra (Foto: Ari Saputra/Detik.com)

Prof Azyumardi Azra merupakan cendikiawan muslim Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pers sejak 19 Mei 2022 lalu menggantikan Ketua sebelumnya Prof Mohammad Nuh.

Prof Azra, sapaan akrabnya, merupakan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dari tahun 1998 hingga 2006. Di bawah kepemimpinannya kampus yang sebelumnya bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah berhasil diubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2002.

Selain itu, Prof Azra juga mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris, dirinya memperoleh titel Commander of the Order of British Empire pada tahun 2010 lalu. Tidak hanya itu, Prof Azra juga merupakan orang Indonesia pertama yang mendapatkan gelar Sir dari Kerajaan Inggris.

Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, Padang, 4 Maret 1955. Ia mengawali pendidikan tingginya di IAIN Jakarta tahun 1982. Pada 1988 ia mendapatkan gelar Master of Art (MA) dari Columbia University berkat bantuan beasiswa Fulbright. Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.

Kemudian, pada 1992, Prof Azra memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.

Pada 2004, disertasi Prof Azra yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).

Prof Azra pernah menjadi dosen di kampus luar negeri seperti St. Anthony Collage dan dosen tamu di Universitas Filipina dan Universitas Malaya.

Prof Azra juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).

Prof Azra menjadi Ketua Dewan Pers bukan tanpa pengalaman. Ia pernah menjadi wartawan {anji Masyarakat era 1979 sampai 1985. Ia juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal studi Islam.

Prof Azra dikenal produktif dalam menghasilkan buku dan karya tulis. Puluhan karya telah diterbitkan dari pemikirannya. Keaktifannya membuat Prof Azra meraih penghargaan sebagai Penulis Paling Produktif 2002 dari Penerbit Mizan.

Kini Prof Azyumardi Azra telah tiada. Namun karyanya tetap akan dikenang sepanjang masa. (*)

Artikel ini telah tayang di TIMES Indonesia

Keterangan foto: Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra meninggal dunia karena sakit. (Sumber: Antara)



What's your reaction?

Comments

https://ngepop.id/assets/images/user-avatar-s.jpg

0 comment

Write the first comment for this!