Satu Miliar Makanan Terbuang Tiap Hari, Sementara 800 Juta Orang Kelaparan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan mengejutkan tentang sampah makanan.

Kelaparan di Somalia, salah satu negara di Benua Afrika. (Foto: Shutterstock via Suara)

Sobat Ngepop, organisasi dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini merilis laporan yang mengungkapkan angka yang mencengangkan: hampir 800 juta orang di dunia mengalami kelaparan, sementara lebih dari 1 miliar metrik ton makanan terbuang di seluruh dunia setiap harinya.

Dalam laporan PBB tersebut, disebutkan pada 2022, dunia membuang sekitar 1,05 miliar metrik ton makanan. Ini berarti sekitar seperlima dari makanan yang tersedia untuk masyarakat disia-siakan oleh rumah tangga, restoran, dan sektor layanan makanan dan ritel lainnya.

Melansir dari CNN, jumlah makanan yang terbuang ini melebihi persentase makanan dunia yang hilang selama proses perjalanan dari pertanian ke konsumen yang mencapai 13%. Secara total, sekitar sepertiga dari seluruh makanan terbuang selama proses produksi.

Angka-angka limbah ini menjadi sangat mencolok ketika dibandingkan dengan temuan bahwa sekitar sepertiga populasi dunia menghadapi kerawanan pangan, dan 783 juta orang mengalami kelaparan.

Statistik yang mengejutkan ini diterbitkan dalam Laporan Indeks Limbah Makanan Program Lingkungan PBB (UNEP) 2024 pada Rabu (27/4/2024) kemarin. Direktur UNEP, Inger Andersen, menyoroti pentingnya distribusi makanan yang efisien dan menekankan peran limbah makanan sebagai pendorong perubahan iklim.

"Sampah makanan adalah tragedi global. Jutaan orang kelaparan hari ini karena makanan terbuang sia-sia di seluruh dunia," ujar Andersen. "Hal ini tidak hanya merupakan masalah pembangunan yang besar, namun dampak dari limbah yang tidak perlu juga menyebabkan kerugian besar terhadap iklim dan alam," lanjutnya.

Laporan tersebut membedakan antara kehilangan makanan dan sampah makanan. Kehilangan makanan merujuk pada makanan yang terbuang pada awal rantai pasokan, seperti sayuran yang membusuk di ladang, sedangkan sampah makanan adalah makanan yang dibuang oleh rumah tangga, restoran, dan toko.

Rumah Tangga Penyumbang Terbesar

Rumah tangga menjadi penyumbang terbesar dengan membuang 631 juta metrik ton makanan pada tahun 2022, atau sekitar 60% dari total, sedangkan sektor jasa makanan menyumbang 28% dan ritel 12%.

"Rata-rata setiap orang membuang 79 kilogram makanan setiap tahunnya, yang berarti setidaknya satu miliar porsi makanan terbuang per hari di rumah tangga," demikian temuan laporan tersebut.

Namun, meskipun pengumpulan data telah meningkat, dengan jumlah titik data di tingkat rumah tangga hampir dua kali lipat sejak laporan limbah makanan PBB 2021, lembaga ini mengkritik negara-negara yang melakukan pemantauan yang tidak merata.

Hanya 21 negara yang memasukkan kehilangan dan limbah pangan ke dalam rencana iklim nasional mereka. Padahal, hal tersebut menghasilkan 8% hingga 10% emisi global yang menyebabkan pemanasan global - hampir lima kali lebih banyak dibandingkan emisi dari sektor penerbangan.

Meskipun dampak penerbangan yang boros bahan bakar terhadap perubahan iklim telah tercakup dengan baik, laporan tersebut menunjukkan bahwa dampak masalah sampah makanan telah terabaikan. Pangan membutuhkan banyak sumber daya dan sistem pangan bertanggung jawab atas sepertiga emisi global yang menyebabkan pemanasan global.

Sebagian besar sampah makanan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menghasilkan metana saat terurai. Sebagai gas rumah kaca yang kuat, metana memiliki kekuatan pemanasan sekitar 80 kali lipat dibandingkan karbondioksida selama 20 tahun pertama. Sampah makanan tidak hanya memicu perubahan iklim, namun juga dapat diperparah olehnya.

Laporan tersebut juga menemukan bahwa negara-negara dengan iklim yang lebih panas cenderung membuang lebih banyak makanan dibandingkan negara-negara yang iklimnya lebih dingin, karena suhu yang lebih tinggi mempersulit penyimpanan dan pengangkutan makanan sebelum menjadi rusak.

Dalam konteks ini, masalah sampah makanan ternyata bukan hanya terjadi di 'dunia kaya'. Jumlah makanan yang terbuang di negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah hanya berbeda sekitar 7 kilogram per orang setiap tahunnya. (*)

Ilustrasi. Sampah makanan. (Foto: iStockphoto/svetikd)